Di era yang sangat modern ini manusia semakin zamannya semakin
berinovasi semakin banyak membuat hal yang baru, hal yang canggih dengan
keahlian yang mereka miliki. Di era yang sekarang ini manusia menciptakan tes
psikologi secara online untuk mempermudahkan kita dalam tes psikologi.
Pengertian Tes Psikologi
Tes Psikologi atau lebih dikenal sebagai Psikotes adalah tes
untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes dapat berbentuk tertulis,
visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi
kognitif dan emosional. Tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa.
Tes ini dapat berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang
teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional
seseorang.
Tujuan Tes Psikologi
Tes Psikologi digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan
atas bermacam kemampuan secara mental dan apa-apa yang mendukungnya, termasuk
prestasi dan kemampuan, kepribadian, intelegensi, atau bahkan fungsi
neurologis, dan juga tes psikotes digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan
atas bermacam kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang
mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan intelegensi.
Tes Psikologi Online
Tes Psikologi Online adalah sebuah tes mengenai psikologi yang
dilakukan secara online melalui media handphone ataupun laptop.
Saat ini tes psikologi online sangat mudah ditemukan
diberbagai penyedia layanan seperti web ataupun blog. Dengan adanya tes
psikologi online ini dapat memudahkan kita agar mengetahui kepribadian kita
hanya dengan mengikuti tesnya melalui media handphone ataupun laptop.
Perkembangan zaman dibidang teknologi memang memberikan sebuah kemudahan. Saya
akan mengulas dampak positif dan negatif mengenai tes psikologi online.
Apa itu Tes MBTI ?
Tes MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Adalah
sebuah tes psikologi yang menilai kepribadian seseorang. Tes ini
dibuat ketika Amerika Serikat ikut dalam Perang Dunia ke-2, yaitu ketika wanita
mulai banyak memasuki dunia kerja. Awalnya, motivasi dari tes MBTI ini
adalah untuk mengalokasikan SDM wanita untuk bekerja pada bidang yang sesuai.
Tetapi sekarang pemnfaatan tes psikologi ini sudah begitu luas.
Dalam tes ini, peserta akan diberika sebuah kuesioner yang
berisi banyak pertanyaan. Lalu, berdasarkan jawaban-jawaban dari pertanyaan
itu, peserta akan dinilai tentang bagaimana kepribadiannya. Tes ini bersifat
gratis atau tanpa dipungut biaya. jalankan tes sesuai dengan diri anda, bukan
berdasarkan kondisi emosi sesaat.
saya mendapatkan ini dari http://www.psikologizone.com/tes-kepribadian-mbti . Jika anda ingin mencoba silahkan klik link yang saya sediakan.
saya mendapatkan ini dari http://www.psikologizone.com/tes-kepribadian-mbti . Jika anda ingin mencoba silahkan klik link yang saya sediakan.
Manfaat Tes MBTI
1. Mengetahui diri sendiri, beserta kelebihan dan
kelemahannya.
2. Mengetahui karakter orang lain, beserta kelebihan dan
keurangannya
3. Memilih bagian dalam organisasi yang pas.
4. Memilih karir yang pas
5. Melejitkan potensi diri, dan menambal kekurangan diri.
Bagaimana Hasil Tes MBTI Berbicara Tentang Sifat
Anda?
Seseorang yang menjalankan tes kepribadian MBTI akan
mendapatkan 4 huruf, yang setiap hurufnya akan medeskripsikan sifat mereka.
1. Introvert (I) vs. Ekstrovert
(E)
Ini adalah perbedaan dalam memproses rangsangan dari luar
(sosial). Ekstrover selalui mencari rangsangan sosial. Energi mereka didapatkan
dari interaksi sosial. Mereka akan cepat bosan jika sendirian. Sebaliknya,
introver berkurang energinya jika berinteraksi sosial. Sehingga mereka hanya
berinteraksi secukupnya. Energi para introver didapatkan dengan refleksi,
berpikir, berdiskusi empat mata, membaca, dan lain-lain.
2. Sensing (S) vs. INtuitive
(N)
S dan N adalah perbedaan dalam memproses informasi. Orang yang
tipe sensing memproses informasi berdasarkan indranya. Mereka lebih
mengutamakan fakta dan detail. Sebaliknya, orang yang bertipe intuitif menerima
informasi secara berpola dan garis besar. Mereka cenderung mencari hubungan
antar suatu fakta dibanding detail fakta sendiri.
3. Thinking (T) vs. Feeling
(F)
Seperti namanya, orang bertipe thinking menganalisis dan
mengambil keputusan berdasarkan otaknya. Mereka mempehitungkan semua termasuk
kerugian dan keuntungannya. Sebaliknya, otang bertipe feeling memasukan
perasaan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
4. Judging (J) vs. Perceiving
(P)
Terakhir, yaitu antara Judging dan Perceiving. Orang bertipe
judging adalah orang yang terorganisir. Jika mereka membuat goal, mereka
membuatnya sangat detail. Tidak hanya detail, mereka akan patuh terhadap
deadline yang telah mereka buat. Berbeda dengan perceiving. Mereka lebih
fleksibel terkait cara meraih suatu goal. Judging lebih mementingkan masa depan
dibanding sekarang. Sedangkan, Perceiving lebih mementingkan masa sekarang
dibanding masa depan.
Dampak Positif
- Dapat dilakukan dirumah bahkan dimana saja kapan saja dengan menggunakan internet
- Efisien dan efektif. Dapat mempermudah pekerjaan psikolog dalam menskoring hasil tes dengan adanya software untuk skoring hasil tes yang bersangkutan dan hemat waktu (dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat).
- Bisa mencoba-coba beberapa kali tes tersebut atau tes yang lain nya.
Dampak Negatif
- Kerahasiaan alat tes semakin terancam.
- Program tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor.
- Banyaknya informasi yang diterima sering kali membuat kita kesulitan dalam memilah prioritas dan menentukan kebenaran informasi tersebut. Bahkan tidak jarang orang percaya begitu saja terhadap informasi yang diterimanya, tanpa terlebih dahulu menyelidiki kebenaran dari informasi yang dia terima (Dewin, 2010).
- Dapat dilakukan dirumah bahkan dimana saja kapan saja dengan menggunakan internet
- Efisien dan efektif. Dapat mempermudah pekerjaan psikolog dalam menskoring hasil tes dengan adanya software untuk skoring hasil tes yang bersangkutan dan hemat waktu (dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat).
- Bisa mencoba-coba beberapa kali tes tersebut atau tes yang lain nya.
Dampak Negatif
- Kerahasiaan alat tes semakin terancam.
- Program tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor.
- Banyaknya informasi yang diterima sering kali membuat kita kesulitan dalam memilah prioritas dan menentukan kebenaran informasi tersebut. Bahkan tidak jarang orang percaya begitu saja terhadap informasi yang diterimanya, tanpa terlebih dahulu menyelidiki kebenaran dari informasi yang dia terima (Dewin, 2010).