Rabu, 29 Juni 2016

MEMBANGUN PENDIDIKAN YANG BERETIKA DAN BERMORAL
Saat ini generasi muda kita sangat mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran . Seperti yang sudah terjadi bahwa tawuran bukan lagi milik pelajar menengah  tapi sudah masuk ke dalam dunia perkuliahan . Dan sekarang ini sudah sangat jarang ada demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan . Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau bentuk suruhan pejabat negara . Keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus bangsa saat ini sangat memprihatinkan yang tinggal dan  hidup juga dibesarkan di dalam negara ini . Untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkinkan hal itu terjadi walaupun membutuhkan waktu yang tidak sebentar .


Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas . Dan sumber daya manusia tersebut merupakan bentuk nyata dari apa yang telah pendidikan sumbangankan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa . Apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional kita selama ini . Pendidikan nasional selama ini telah mengesampingkan banyak hal. Seharusnya pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi  yang bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, tahu malu dan tidak egois serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok .Tapi kenyataanya bisa kita lihat saat ini bahwa pejabat yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme baik di legislatif, ekskutif dan yudikatif semuanya orang-orang yang berpendidikan bahkan tidak tanggung-tanggung mereka bergelar dari sarjana sampai tingkat yang lebih tinggi .

Di pendidikan tingkat menengah sampai dasar sama parahnya setiap awal tahun ajaran baru . Para orang tua murid sibuk mengurusi nilai , kalau perlu disuruh memperbaiki nilai supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit . Kalaupun nilai anaknya rendah, cara yang paling praktis adalah melakukan berbagai cara untuk memasukan anaknya ke sekolah yang diinginkan dan kadang melakukan aksi penyuapan . Perilaku para orang tua seperti ini secara tidak langsung sudah mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan .
Kembali ke pendidikan nasional yang bermoral dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, jujur, santun, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur sehingga mereka tidak lagi bergantung kepada keluarga, masyarakat atau bangsa setelah menyelesaikan pendidikannya .Tetapi sebaliknya, mereka bisa membangun bangsa ini dengan kekayaan yang kita miliki dan dihargai didunia internasional . Kalau perlu bangsa ini tidak lagi mengandalkan utang untuk pembangunan . Sehingga negara lain tidak seenaknya meremehkan bangsa ini dalam berbagai bidang kehidupan .

Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas . Misalkan kurikulum sudah dirubah, anggaran pendidikan sudah ditingkatkan dan fasilitas sudah dilengkapi dan gaji guru/dosen sudah dinaikkan, Namun kalau pendidik serta para pembuat kebijakan belum memiliki sifat-sifat seperti diatas, rasanya perubahan-perubahan tersebut akan sia-sia .   Berlaku adil dan Hilangkan perbedaan , pendidikan nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara peserta didik . Sehingga generasi muda kita secara tidak langsung sudah diajari bagaimana berlaku tidak adil dan membuat perbedaan . Jadi, pembukaan kelas unggulan atau kelas akselerasi hanya akan membuat kesenjangan sosial diantara peserta didik, orang tua dan masyarakat . Yang masuk di kelas unggulan belum tentu memang unggul, tetapi ada juga yang diunggul-unggulkan . Yang tidak masuk kelas unggulan belum tentu karena tidak unggul otaknya tapi karena dananya tidak unggul . Begitu juga kelas akselerasi, yang sibuk bukan peserta didik, tapi para orang tua mereka mencari jalan bagaimana supaya anaknya bisa masuk kelas tersebut .


Kalau mau membuat perbedaan, buatlah perbedaan yang bisa menumbuhkan peserta didik yang beretika dan bermoral , dewasa dan bertanggungjawab . Jangan hanya mengadopsi sistem bangsa lain yang belum tentu cocok dengan karakter bangsa kita . Karena itu, pembukaan kelas unggulan dan akselerasi perlu ditinjau kembali kalau perlu hilangkan saja. Contoh lain lagi , seorang guru marah-marah karena beberapa siswa tidak membawa buku pelajaran  . Padahal dia sendiri tidak pernah membawa buku pelajaran ke kelas melainkan hanya membawa buku paket . Dan seorang siswa yang pernah mendapatkan nilai 5  yang seharusnya  mendapat nilai 8 . Karena dia sering protes pada guru ketika belajar dan tidak ikut les dirumah guru tersebut . Itulah contoh paling sederhana bahwa pendidikan nasional kita belum mengajarkan bagaimana berlaku adil dan menghilangkan perbedaan . Kalau kita menginginkan generasi penerus yang bermoral, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Maka semua pejabat yang memegang jabatan baik legislative, ekskutif maupun yudikatif harus berbenah diri dan memberi contoh dulu bagaimana jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok kepada generasi muda mulai saat ini.
Karena mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan dan tidak sedikit pejabat yang bergelar profesor doktor. Mereka harus membuktikan bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama ini . Jadi kalau mereka terbukti salah melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme, jangan cari alasan untuk menghindar . Tunjukan bahwa mereka orang yang berpendidikan , bermoral dan taat hukum .

Jangan bohong dan curang apabila tetap mereka lakukan, sama saja secara tidak langsung mereka sudah memberikan contoh kepada generasi penerus bahwa pendidikan tinggi bukan jaminan orang untuk jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok . Jadi jangan salahkan jika generasi mudah saat ini meniru apa yang mereka telah lakukan . Karena mereka telah merasakan, melihat dan mengalami yang telah pejabat lakukan terhadap bangsa ini . Semua pejabat di negara ini mulai saat ini harus bertanggungjawab dan konsisten dengan ucapannya kepada rakyat . Karena rakyat menaruh kepercayaan terhadap mereka mau dibawah kemana negara ini kedepan . Namun perilaku pejabat kita sekarang sangat beda dengan pejabat yang dulu .

Sebelum diangkat jadi pejabat mereka banyak umbar janji kepada rakyat dengan sgala macam janji . Intinya  semua janji itu mendukung kepentingan rakyat namun setelah diangkat justru beda sekali dengan janji yang diutarakan . Contoh sederhana, kita sering melihat ruangan rapat anggota DPR atau DPRD banyak yang kosong dan ada yang hanya tidur-tiduran . Padahal mereka sudah digaji sangat besar , bagaimana mau memperjuangkan kepentingan rakyat jika seperti itu .  Jadi jangan salahkan mahasiswa atau rakyat demonstrasi dengan mengeluarkan kata-kata atau perilaku yang kurang etis terhadap pejabat karena pejabat itu sendiri tidak konsisten .

Jadi,  apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral, dewasa dan bertanggung jawab . Konsekuensinya adalah semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda . jangan hanya menuntut generasi muda untuk berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok namun para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya . Sehingga generasi muda Indonesia memiliki panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa ini kedepan .





Tidak ada komentar:

Posting Komentar